Last Updated on 21 November 2024
Saberpungli.id – Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah melakukan pembaruan pada desain baju resmi yang digunakan oleh para guru.
Perubahan ini bertujuan untuk mengikuti perkembangan zaman serta memberikan penampilan yang lebih modern dan representatif.
Dalam artikel ini, kami akan membahas perbedaan baju PGRI lama dan baru yang perlu sekali diketahui oleh para guru.
Seputar PGRI di Indonesia
Sebelum kita membahas soal perbedaan baju PGRI lama dan baru, kita bahas dulu hal-hal yang berkaitan dengan PGRI tersebut.
Apa Sih Arti PGRI?
PGRI atau Persatuan Guru Republik Indonesia adalah organisasi profesi yang mewadahi guru-guru di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 25 November 1945 dan memiliki tujuan utama untuk meningkatkan profesionalisme, kesejahteraan, dan pengembangan guru di Indonesia.
Apa Tugas dan Fungsi PGRI?
Tugas dan fungsi PGRI meliputi:
- Mewakili kepentingan para guru: PGRI bertindak sebagai organisasi yang mewakili kepentingan para guru di Indonesia. Mereka berperan dalam memperjuangkan hak-hak guru, seperti upah yang layak, jaminan sosial, dan perlindungan hukum.
- Pengembangan profesionalisme guru: PGRI berperan dalam meningkatkan profesionalisme guru melalui pelatihan, seminar, workshop, dan program pengembangan kompetensi lainnya. Mereka bekerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memastikan bahwa guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
- Advokasi dan pembelaan hak-hak guru: PGRI berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan guru, baik dalam hal gaji dan tunjangan, fasilitas kerja, maupun kondisi kerja. Mereka juga melindungi guru dari penyalahgunaan dan diskriminasi serta berperan dalam memperjuangkan regulasi dan kebijakan yang mendukung guru.
- Kerjasama dengan pemerintah dan lembaga terkait: PGRI bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga terkait lainnya dalam mengembangkan kebijakan pendidikan dan memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Mereka terlibat dalam dialog dan konsultasi dengan pemerintah untuk memberikan masukan dari perspektif guru.
- Pembinaan dan pendampingan guru: PGRI memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para guru, terutama yang baru memasuki profesi ini. Mereka memberikan bimbingan, saran, dan dukungan dalam pengembangan karier dan peningkatan kualitas pengajaran.
- Kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat: Selain fokus pada kepentingan guru, PGRI juga terlibat dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Mereka mengadakan program sosial, seperti bantuan pendidikan bagi anak-anak kurang mampu, penggalangan dana untuk kegiatan amal, dan partisipasi dalam pembangunan masyarakat.
Dengan tugas dan fungsi tersebut, PGRI berperan sebagai wadah yang penting bagi para guru di Indonesia, memperjuangkan hak-hak mereka, dan berkontribusi dalam pengembangan pendidikan yang berkualitas di negara ini.
Siapa Saja yang Bisa Menjadi Anggota PGRI?
Anggota PGRI terdiri dari para guru yang memenuhi syarat dan bergabung dengan organisasi ini. Berikut ini adalah beberapa kategori orang yang bisa menjadi anggota PGRI:
- Guru di sekolah formal: Para guru yang mengajar di sekolah formal, mulai dari tingkat pendidikan dasar (SD), tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA), hingga perguruan tinggi, dapat menjadi anggota PGRI. Ini termasuk guru di sekolah negeri maupun swasta.
- Guru honorer: Meskipun dalam status kerja yang berbeda, guru honorer yang telah terdaftar dan bekerja di sekolah-sekolah juga dapat menjadi anggota PGRI. Guru honorer adalah guru yang bekerja secara kontrak atau tidak memiliki status kepegawaian tetap.
- Calon guru dan mahasiswa pendidikan: Individu yang sedang menjalani pendidikan atau mengambil program studi pendidikan yang akan mempersiapkan mereka menjadi guru juga bisa menjadi anggota PGRI. Ini mencakup mahasiswa pendidikan, mahasiswa magister pendidikan, atau mahasiswa doktoral yang mengambil bidang pendidikan.
- Guru pensiunan: Guru yang telah pensiun setelah menjalankan tugas dan profesi mereka dalam dunia pendidikan masih dapat menjadi anggota PGRI sebagai bentuk dukungan dan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan organisasi.
Namun, persyaratan keanggotaan PGRI dapat berbeda-beda tergantung pada peraturan yang berlaku di setiap daerah atau wilayah. Biasanya, untuk menjadi anggota PGRI, seseorang harus mengajukan permohonan ke cabang PGRI di wilayah tempat mereka bekerja atau tinggal dan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh organisasi tersebut.
Dengan menjadi anggota PGRI, para guru dapat memperoleh manfaat, dukungan, dan melibatkan diri dalam upaya peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan guru, serta berkontribusi dalam pengembangan pendidikan di Indonesia.
Sekarang Anda akan mengetahui perbedaan baju PGRI lama dan baru. Teruslah membaca!
Perbedaan Baju PGRI Lama dan Baru
1. Desain dan Model
Baju PGRI lama umumnya memiliki desain yang klasik dan polos dengan warna dominan putih atau putih tulang. Namun, baju PGRI baru mengusung desain yang lebih segar dan modern. Pola, potongan, dan detailnya lebih beragam dan menarik, mencerminkan tren fesyen terkini.
2. Warna
Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah perubahan warna pada baju PGRI. Jika sebelumnya baju PGRI didominasi oleh warna putih, kini baju PGRI baru menghadirkan pilihan warna yang lebih beragam, seperti biru, hijau, atau kombinasi warna lainnya. Warna-warna ini memberikan kesan yang lebih ceria dan dinamis.
3. Logo PGRI
Logo Persatuan Guru Republik Indonesia adalah simbol identitas yang penting dalam baju PGRI. Pada baju PGRI lama, logo PGRI seringkali terdapat di bagian dada kiri. Namun, pada baju PGRI baru, logo PGRI telah mengalami penyegaran. Biasanya, logo PGRI ditempatkan di bagian lengan atau bagian lain yang lebih terlihat.
4. Material dan Tekstur
Baju PGRI lama umumnya terbuat dari bahan katun atau polyester yang ringan dan nyaman dipakai. Namun, baju PGRI baru cenderung menggunakan material yang lebih berkualitas dengan tekstur yang lebih halus dan tahan lama. Hal ini memberikan kenyamanan ekstra bagi para guru yang mengenakan baju tersebut sepanjang hari.
5. Aksesori dan Detail
Salah satu perbedaan signifikan lainnya adalah penambahan aksesori dan detil pada baju PGRI baru. Baju PGRI lama umumnya sederhana tanpa banyak hiasan. Namun, baju PGRI baru seringkali dilengkapi dengan aksen seperti kancing, kantong, lipatan, atau aplikasi bordir yang memperindah tampilan keseluruhan.
6. Kemudahan Perawatan
Baju PGRI baru juga dirancang dengan mempertimbangkan kemudahan perawatan. Material yang digunakan cenderung tidak mudah kusut dan mudah dicuci. Hal ini memudahkan para guru dalam merawat dan menjaga kebersihan baju PGRI mereka dengan lebih praktis.
7. Representasi Identitas
Perubahan pada desain baju PGRI baru juga memiliki tujuan untuk memberikan representasi identitas yang lebih kuat bagi para guru. Dengan penampilan yang lebih modern dan menarik, baju PGRI baru dapat mencerminkan profesionalisme dan kualitas para pendidik di era saat ini.
Nah, itulah 7 perbedaan baju PGRI lama dan baru hari ini.
Baju PGRI Dipakai Setiap Hari Apa?
Baju PGRI adalah seragam yang umumnya dikenakan oleh anggota PGRI, organisasi yang mewadahi guru-guru di Indonesia. Namun, perlu Anda ketahui bahwa tidak ada ketentuan yang mengharuskan anggota PGRI untuk mengenakan seragam tersebut setiap hari.
Penggunaan seragam PGRI umumnya terbatas pada acara-acara resmi, pertemuan, atau kegiatan-kegiatan yang melibatkan anggota PGRI.
Dalam kegiatan sehari-hari di sekolah atau lingkungan kerja, para anggota PGRI biasanya memiliki kebebasan untuk mengenakan pakaian bebas. Mereka dapat mengenakan pakaian yang sesuai dengan kebijakan sekolah atau lembaga tempat mereka bekerja, seperti pakaian formal atau semi-formal.
Jadi, dalam praktiknya, seragam PGRI tidak harus dipakai setiap hari. Pakaian yang dikenakan sehari-hari oleh anggota PGRI biasanya disesuaikan dengan situasi dan kebijakan tempat mereka bekerja.
Kesimpulan Akhir
Sekarang Anda sudah mengetahui perbedaan baju PGRI lama dan baru hari ini. Penting untuk dipahami bahwa transformasi pada baju PGRI ini merupakan upaya untuk mengikuti perkembangan zaman dan memberikan penampilan yang lebih modern serta merepresentasikan identitas yang kuat.
Perubahan ini diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi para guru dalam menjalankan tugas mulia mereka sebagai pendidik. Sekian.